Thursday, April 15, 2010

Susno Duadji Bermain Bola Panas

Posted on Thursday, April 15, 2010 by Unknown

RUANG pertemuan di lantai dua gedung Yayasan Tenaga Kerja Indonesia, di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis sore pekan lalu, riuh-rendah oleh teriakan dukungan. Ratusan pria berjenggot dan berbaju gamis, rata-rata anggota Forum Umat Islam—penyelenggara diskusi hari itu— langsung bersorak setuju setiap kali pembicara mengeluarkan pernyataan bernada kritis tentang polisi.

Di latar belakang, sebuah spanduk bergambar Komisaris Jenderal Polisi Susno Duadji berkopiah hitam terpampang dengan tulisan besar-besar: ”Susno Disayang, Susno Ditendang”. Tempik-sorak mereka membuat diskusi hari itu lebih mirip ajang pernyataan dukungan. ”Jarang sekali ada polisi yang antikorupsi dan juga antimaksiat seperti Pak Susno,” puji KH Muhammad al-Khathath, Sekretaris Jenderal Forum Umat Islam, di awal acara.

Susno tampil penuh percaya diri. ”Saya ini ibarat striker dalam permainan sepak bola,” kata mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri ini tatkala tiba gilirannya bicara. Ketika bersaksi dalam persidangan mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Antasari Azhar, Januari lalu, Susno mengaku ”sudah menendang bola sampai 12 meter di muka gawang”.


Dua pekan berikutnya, ketika diundang panitia angket pengusutan bailout Bank Century untuk bicara di Senayan, Susno sesumbar, ”Sudah memasang bola persis di depan gawang.” Namun, sambil tersenyum geli, dia mengaku semua ”umpan matang”-nya itu tidak disambar pemain lain. ”Semua orang malah sibuk memeriksa bolanya buatan siapa, bahannya apa, mereknya apa....” Karena itulah, dua pekan lalu, Susno menendang bola panas berikutnya: permainan makelar kasus dalam penanganan perkara korupsi Gayus Tambunan, pegawai rendahan Direktorat Pajak yang menggelapkan Rp 28 miliar. ”Kalau yang ini tidak gol juga, penonton bisa kecewa,” katanya, disambut riuh keplok dukungan.

Susno, sang striker, memang punya banyak stok bola liar. Kabarnya, setumpuk dokumen dan rekaman suara mengenai berbagai kasus penting di negeri ini sudah disimpan Susno dalam tiga brankas, sesaat sebelum dia dicopot dari posisinya, akhir November lalu. Ditanya berkali-kali, Susno enggan mengungkapkan ”amunisi” apa lagi yang masih dia simpan. ”Ini nuklir semua, cukup dipakai sekali-sekali,” katanya enteng.

Kini ”nuklir” pertama Susno sudah berhasil mengguncang Trunojoyo. Dua perwira tinggi: Brigjen Edmon Ilyas dan Brigjen Raja Erizman, diperiksa tim independen bentukan Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri. Edmon bahkan dicopot dari jabatannya sebagai Kapolda Lampung. Ibarat permainan sepak bola, Susno sudah berhasil membuat ”kemelut di muka gawang”. Gol macam apa yang diincar Susno?

Rabu pekan lalu, kuasa hukum Susno, Efran Helmi, menegaskan sepak terjang Susno tak lepas dari usaha kliennya menghindari ancaman pemecatan. Susno memang sudah dua kali diperiksa Divisi Profesi dan Pengamanan Polri. ”Kami melihat ada desain agar Pak Susno sudah diberhentikan secara tidak hormat sebelum Oktober 2010,” katanya. Mengapa harus Oktober? Efran berbisik, ”Saat itu akan ada agenda besar: pergantian pimpinan Polri.”

AKHIR Januari 2008 akan selalu dikenang Susno Duadji sebagai momen menentukan dalam kariernya sebagai polisi: Kapolri Jenderal Sutanto melantiknyamenjadi Kapolda Jawa Barat. Tak banyak orang yang tahu siapa Susno ketika itu. Pelantikannya pun tak banyak diliput media, kalah pamor dengan Komisaris Besar Rumiah yang saat itu diangkat menjadi Kapolda perempuan pertama di Indonesia.

”Padahal pelantikan Susno itu luar biasa. Dia sudah empat tahun berkarier di luar kepolisian, tiba-tiba saja dibawa masuk lagi oleh Sutanto,” kata Ketua Presidium Indonesian Police Watch Neta S. Pane, Kamis pekan lalu. Sejak 2004, Susno adalah Deputi Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Ke uangan. Kebijakan tak lazim Sutanto itu, menurut Neta, mengindikasikan keistimewaan Susno. ”Biasanya, perwira yang ditempatkan di luar kepolisian sudah habis kariernya.”

Di bumi Pasundan, Susno langsung membuat gebrakan. Sepekan setelah dilantik, dia mengumpulkan semua perwira di Polda Jawa Barat untuk menandatangani pakta integritas. Dia juga minta semua bawahannya meninggalkan budaya pungutan liar. ”Saya tidak takut kehabisan anggota saya di Polda Jawa Barat jika semua dipecat karena korupsi,” katanya dalam satu wawancara dengan media lokal di Bandung. Warga pun jatuh cinta.


sumber: www.tempointeraktif.com

No Response to "Susno Duadji Bermain Bola Panas"

Leave A Reply